HIDUP INI RUMIT


PROLOG

Jangan tangisi keadaanmu saat ini karena ini adalah jalan hidup yang sudah tergariskan. Rosa merasa hidupnya berantakan setelah semua yang terjadi dengan keluarganya yang tak utuh lagi. Papanya menikah lagi, mamanya sudah punya pria idaman lain. Dan sekarang mereka berdua telah resmi bercerai. Ditambah ekonomi yang morat-marit. Ia memutuskan memilih ikut dengan mamanya karena sudah dari kecil ia bersamanya.Terpaksa dia pun harus pindah rumah dan sekolahnya juga. Lengakaplah sudah yang dirasakan Rosa. Hanya pasrah menerima dan terus menjalani hidup dengan ikhlas, ceria dan tawakal.

BABAK BARU KEHIDUPAN

“Jangan, aku nggak mau ke dalam sampah itu. Aku mohon maafkan aku. Aku berjanji tak akan mengacau lagi. Ampuuun!” teriak Rosa, gadis XI IPA3.
“Makanya jangan macam-macam dengan kami. Kamu kira kmai hanya bercanda tentang ancaman itu?! Sekarang rasakan akibatnya. Hahahaha” kata salah seorang gangster di sekolah tersebut. Tertawaan itu terus berdengung di kuping Rosa. Kecerobohannya membuatnya menanggung rasa malu yang amat dalam sebagai murid baru.
“Hai, Rosa bangun! Sudah siang. Ini kan hari pertama di skeolah baru. Kok mah teriak-teriak” suara mama Rosa membangunkannya.
“Nggak mauuuu!!”
“Hei, Rosa sadar. Kamu kenapa? Mimpi buruk, ya?”
“Mama aku takut masuk sekolah itu. Katanya disitu ada gangster yang suka mbikin onar. Aku takut” keluh Rosa sambil mendekap mamanya erat.
“Tenang sayang. Mama sudah riset sekolah itu kok. Memang ada kelompok yang agak badung seperti itu. Tapi disana muridnya baik-baik kok. Pinter-pinter lagi. Kamu pasti suka. Sudah sana mandi, keburu telat malah dihukum kamu nanti. Mau?”
“Ah mama. Iya deh”
“langusng sarapan ya Nak. Sudah mama siapin nasi goreng di meja”
“Oke sip, Ma” teriak Rosa yang sudah berada di kamar mandi.
Rosa menjadwal di pagi hari sebelum berangkat. Itulah kebiasaan buruk Rosa. Sangat repotnya dia di pagi hari sampai-sampai kadang suka lupa pakai sepatu.
“Rosa berangkat dulu ya, Ma”
“iya sayang, hati-hati ya” ucap mama sambil mengecup keningnya.
Dinikmatinya perjalanan menyusuri jalan yang masih asing baginya. Maklum, ia penduduk baru di kota tersebut. Saat pak sopir menghentikan laju mobilnya, Rosa agak tersentak.
“eh kenapa pak? Sudah sampai ya?”
“inggih mbak, niki sekolahanipun. Ageng nggih. Mboten klentu nyonya madoske sekolah” jawab sopir yang berlidah jawa kental ini.
“iya ya pak. Yaudah aku masuk dulu ya pak. Nanti pulangnya nggak usah dijemput. Aku pengen jalan-jalan dulu”
“ngatos-atos nggih, Non”
Rosa memasuki ruang kelas barunya dengan hati yang penuh suka cita. Karena pelajaran belum dimulai, Rosa menggunakan kesempatan tersebut untuk berkenalan dengan teman-temannya. Karena kesupelannya, Rosa sangat mudah mendapatkan teman. Dia pun nggak pernah memilih-milih teman. Karena dia tau semua orang pasti punya “bunga” dan “bangkai” nya sendiri-sendiri. Untuk itu rasa toleransi sangat harus dijunjung tinggi.
Saat istirahat pun Rosa sudah mendapatkan teman yang mengajaknya ke kantin. Teman itu bernama Zahra. Teman pertama yang dia kenal dengan kocak dan gilanya dia. Itulah yang menyebabakan mereka cocok.
“Rosa lo mau makan apa? gue ngidam bakso nih, yummy deh kayaknya” tanya Zahra. “haha gaya lo kayak orang lagi bunting aje. Emmm  gue sama kayak lo aja deh. Eh sama pesenin jus jeruk 1 ya!”. Zahra menjawab denga isyarat mengangguk.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekati Rosa sedang duduk sendirian menunggu pesanan.
“hai, Rosa ya?” tanya laki-laki yang sok kenal sok dekat itu. “ eh kok tau? Hai juga”
“disini hal-hal baru biasanya cepet nyebarnya. Maklum lah, pada hobi arisan” mendengar perkataan itu Rosa tertawa membisik. “kenalin nama gue Galih” ucap pemuda itu seraya mengajak jabat tangan.
Zahra datang memecah obrolan mereka berdua dengan satu baki berisi penuh makanan. Ia pun meletakkannya satu persatu dengan hati-hati di meja seraya berkata, “galih, ngapain disini? Ngecengin murid baru ya? Dasar badung!” ucap Zahra sambil menyentil kepala Galih. Galih pun membalasnya dengan cubitan nakal, “ hus ngawur lo. Ngomong sembarangan aja. Gue Cuma pengen kenalan sama murid baru sekolah kita. Eh malam Minggu ada film bagus lho. Nonton yuk?”
“alah bisa-bisanya lo aja, Lih. Paling juga Cuma film mellow yang lo tonton. Udah kaya bence' aja nangis-nangis trus ngacir ke toilet” ledek Zahra. “wah anjing lo, Ra. Jangan jelek-jelekin gue dong. Malu tuh ada murid baru”
“duh udah deh jangan pada ribut. Kebetulan malam Minggu gue juga free nih” kata Rosa memecah keributan. “jadi mau dong?” ucap Galih sambil menyenggol Rosa. “kalo gue sih ya ayo aja. Tapi kalau Zahra nggak ikut, gue sih jadi nggak minat deh. Gimana, Ra?”
“oke lah, tapi lo jemput gue ya, Sa? Soalnya gue nggak boleh pergi nek sendiri” jawab Zahra. “tenang, lo berdua gue jemput aja gimana? Biar enak gitu” kata Galih. “beneran? Yaudah kalau gitu. Yuk pergi, Ra” ajak Rosa setelah menghabiskan makanannya.

Comments

Popular posts from this blog

MENANGANI TELEPON MASUK

1. PENGERTIAN ARSIP

DOKUMEN & DOKUMENTASI