SOP (STANDAR OPERATING PROCEDURE)
A.
DEFINISI
SOP
SOP (Standard
Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan
secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan
sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di
implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang
baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses
pelayanan seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan
yang seimbang.
B. JENIS-JENIS SOP
1. SOP Profesl (Keilmuan/Teknis) : merupakan SOP keilmuan / teknis untuk
profesi Medis , Keperawatan, dan profesi lainnya. SOP memuat proses kerja untuk
Diagnostik, Terapi. Tindakan, Asuhan.
2. SOP Pelayanan (Manajerial) : merupakan SOP Pelayanan Medik, Keperawatan,
Penunjang Medik yang bersifat manajerial / administrasi atau berhubungan dengan
pelayanan pasien.
3. SOP Administrasi : mengatur tata cara kegiatan dalam organisasi termasuk
hubungan antar unit kerja. dan kegiatan-kegiatan non-medis.
C. PRINSIP-PRINSIP SOP
1. Prinsip
Penyusunan SOP
a. Penyusunan SOP
harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur dokumen.
b. Prosedur kerja
menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi.
c. Fungsi
dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu dikembangkandiagram
alur dari kegiatan organisasi.
d. SOP
didasarkan atas kebijakan yang berlaku.
e SOP dikoordinasikan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan/penyimpangan.
f. SOP
tidak terlalu rinci.
g. SOP dibuat sesederhana mungkin.
h. SOP tidak
tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan prosedur lain.
i. SOP
ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai kebutuhan.
2. Prinsip Pelaksanaan SOP
Pelaksanaan SOP
harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
a.
Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari
waktu ke waktu, oleh siapa pun dan dalam kondisi apa pun oleh seluruh pejabat
dan pelaksana di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Agama.
b.
Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dari seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah sampai
yang tertinggi.
c. Perbaikan berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap segala penyempurnaan untuk
memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.
d.
Mengikat. SOP harus mengikat
pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah
ditetapkan.
e.
Seluruh unsur memiliki peran
penting. Seluruh pegawai berperan dalam
setiap prosedur yang distandarkan. Jika ada pegawai yang tidak melaksanakan perannya dengan baik,
maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada
proses penyelenggaraan pemerintahan.
f.
Didokumentasikan dengan baik.
Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik,
sehingga dapat selalu dijadikan referensi.
D.
TEKNIK PENYUSUNAN SOP
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam menyusun SOP:
1. Kumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai proses kerja baik kualitatif maupun kuantitatif.
Hal ini bisa dengan berdiskusi dan melakukan tanya-jawab (interview) dengan
Kepala Departemen yang sedang menjabat pada posisi yang akan dibuat SOP.
2. Interview dilakukan agar dapat
memahami secara lebih detail proses kerja yang akan dibuat.
3. Gunakan perbandingan dengan lebih
dari satu proses kerja agar alur proses kerja mendekati efektif.
4. Gunakan setiap instrumen yang ada
dan diperlukan pada setiap proses kerja (tools, hardware, software) untuk di
masukkan ke dalam SOP yang akan dibuat.
5. Catat efisiensi waktu, biaya (cost)
dan energy lainnya untuk kemungkinan sistem yang akan digunakan.
6. Sistem yang dipilih dapat sebelumnya
dilakukan brain storming terlebih dahulu dengan Kepala Departemen yang
bersangkutan untuk menerima pendapat dan masukan. Brainstrorming juga bisa
melibatkan staff, customer dan pihak-pihak lain yang terlibat.
7. Buat terlebih dahulu draft baku
untuk dilakukan pembahasan dengan team yang ada (jika menggunakan sistem ISO,
ikuti prosedur atau proses yang berlaku)
8. Lakukan uji coba instrumen yang ada
dengan draft SOP yang telah menjalani proses pembahasan.
9. Jika dirasa sudah mewakili alur
proses yang sesungguhnya serta cukup efektif dan efisien, maka minta
persetujuan dari pimpinan, setelah sebelumnya dibuat draft revisi final atas
SOP tersebut.
10.
Lakukan
sosialisasi secara resmi kepada team terkait tas SOP baru tersebut yang akan di
terapkan. Beri jangka waktu untuk persiapan antara sosialisasi dengan waktu
penerapan SOP.
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah membaca. komentar Anda sangat bermanfaat untuk penigkatan kualitas blog ini