MATRIKS
DEFINISI MATRIKS
Metriks adalah kumpulan bilangan berbentuk persegi panjang yang
disusun menurut baris dan kolom.Bilangan-bilangan yang terdapat di suatu
matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks.Dengan representasi matriks,
perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur.Pemanfaatannya misalnya
dalam menjelaskan persamaan linier, transformasi koordinat, dan lainnya.Matriks
seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi, seperti dikalikan, dijumlah,
dikurangkan dan didekomposisikan.
Bentuk Matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriks
Penjumlahan
dan pengurangan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks memiliki
ukuran atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi
adalah elemen yang posisi atau letaknya sama.
atau
dalam representasi dekoratfinya
Perkalian Skalar
Matriks
dapat dikalikan dengan sebuah skalar.
Contoh
perhitungan :
Perkalian matriks
Matriks
dapat dikalikan, dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, lalu
dijumlahkan pada baris yang sama.
Contoh
perhitungan :
Jenis-jenis Matriks
Jenis-jenis
matriks dapat dibagi berdasarkan ordo dan elemen / unsur dari matriks tersebut.
Berdasarkan ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
Berdasarkan ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Matriks Bujursangkar adalah matriks yang memiliki ordo n x n atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom yang terdapat dalam mtriks tersebut. Matriks ini disebut juga dengan matriks persegi berordo n.
Contoh :
- Matriks Baris adalah Matriks Baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris
Contoh : A = ( 2 1 3 -7 )
- Matriks Kolom adalah Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri dari satu kolom.
Contoh :
- Matriks Tegak adalah suatu matriks yang banyaknya baris lebih dari banyaknya kolom.
Contah :
- Matriks datar adalah Matriks yang banyaknya baris kurang dari banyaknya kolom.
Contoh :
Berdasarkan
elemen-elemen penyusunnya matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis
yaitu :
- Matriks Nol adalah Suatu matriks yang setiap unsurnya 0 berordo m x n, ditulis dengan huruf O.
contoh :
- Matriks Diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya , kecuali unsur-unsur pada diagonal utama adalah nol.
Contah :
- Matriks Segi Tiga adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur-unsur dibawah atau diatas diagonal utama semuanya 0 .
Contoh :
Dimana Matriks C disebut matriks segi tiga bawah dan matriks D disebut
matriks segitiga atas.
- Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya sama.
Contoh :
- Matriks Identitas atau Matriks Satuan adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya satu ditulis dengan huruf I.
Contoh :
- Matriks Simetri adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke-i kolom ke-j sama dengan unsur pada baris ke-j kolom ke-i sehingga aij = aji .
Contoh :
OPERASI BENTUK MATRIKS
- Penjumlahan Matriks
Penjumlahan
matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran
(orde) yang sama. Jika A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran
sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) = (aij)+(bij)
atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya (cij) =
(aij) + (bij)
Contoh:
A+C tidak
terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan matriks B
mempunyai ukuran yang berbeda
- Pengurangan Matriks
Sama
seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan
pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda
maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh:
- Perkalian Matriks dengan Skalar
Jika k
adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu
matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k.
Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang
matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB
Contoh:
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB
Contoh:
- Perkalian Matriks dengan Matriks
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
- Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif
- Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua
- Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks C=(cij) berukuran mxn dimana
Contoh
Beberapa Hukum Perkalian Matriks:
- Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC
- Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
- Tidak Komutatif A*B ¹ B*A
- Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
- A = 0 dan B = 0
- A = 0 atau B = 0
- A ¹0 dan B ¹0
- Bila A*B = A*C, belum tentu B = C
Inverse matriks
Suatu matriks dapat dibalik jika dan hanya jika matriks
tersebut adalah matriks persegi (matriks yang berukuran n x n) dan matriks
tersebut non-singular (determinan 0).Tidak semua matriks
memiliki invers.Invers matriks dapat didefinisikan sebagai berikut.
Definisi :
Jika A adalah suatu matriks kuadrat,
dan jika kita dapat mencari matriks B sehingga AB = BA = I, maka A dikatakan
dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan invers dari A
Contoh 1 :
Hitung invers matriks A2×2 berikut A = .
Penyelesaian :
Jika kita punya matriks 2×2, misal A = , maka invers matriks dapat
dihitung menggunakan rumus
A-1 = B =
=
=
Cek, apakah AB = BA = I
AB = = = I
BA = = = I
Karena AB = BA = I, maka berdasarkan Definisi, B
adalah invers dari matriks A.
Bagaimana cara menghitung invers jika matriksnya memiliki
ordo lebih dari 2? Misal matriks 3×3, 4×4, dan seterusnya. Pada matriks yang
berordo lebih dari dua ini kita akan memanfatkan Eliminasi Gauss Jordan.
Contoh 2 :
Carilah invers matriks 3×3 yaitu A =
Penyelesaian :
Susun matriks sedemikian sehingga seperti dibawah ini.
Matriks disebelah kiri adalah matriks A dan sebelah kanan
adalah matriks identitas. Kemudian lakukan Operasi Baris Elementer sedemikan sehingga matriks sebelah
kiri menjadi matriks identitas dan matriks identitas (pada sebelah kanan) yang
akan menjadi invers matriks tersebut.
- baris kedua : B2 + (-2B1) [artinya baris kedua dijumlahkan dengan -2 kali baris pertama]
baris ketiga : B3 + (-B1)
[artinya baris kedua dijumlahkan dengan -1 kali baris pertama]
- baris ketiga : B3 + 2B2 [artinya baris ketiga dijumlahkan dengan 2 kali baris kedua]
- baris ketiga : B3 x (-1) [artinya baris ketiga dikali dengan -1]
- baris kedua : B2 + 3B3 [artinya baris kedua dijumlahkan dengan 3 kali baris ketiga]
baris pertama : B1 + (-3B3)
[artinya baris pertama dijumlahkan dengan -3 kali baris ketiga]
- baris pertama : B1 + (-2B2) [artinya baris pertama dijumlahkan dengan -2 kali baris kedua]
Karena matriks kiri sudah terbentuk menjadi matriks
identitas, maka invers dari matriks A adalah A-1 =
Contoh 3 :
Periksa apakah matriks A3×3 memiliki invers?
Jika, tentukan inversnya, dengan A = .
Penyelesaian :
Susun matriks sedemikian sehingga seperti dibawah ini,
kemudian lakukan Operasi Baris Elementer
- baris pertama : B1 x (1/3)
- baris kedua : B2 + (-2B1)
baris ketiga : B3 + 4B1
Perhatikan matriks sebebelah kiri pada baris kedua dan
ketiga. Karena baris kedua dan ketiga memiliki entry yang sama, ini
mengakibatkan matriks tersebut memiliki dterminannya nol, sehingga matriks
tersebut tidak memiliki invers.
Kesamaan
dua matriks
TRANSPOS
MATRIKS
Dalam
sebuah matriks A dimana
, setiap baris dari
matriks A dapat diubah menjadi kolom dan juga sebaliknya setiap kolom dari
matriks A menjadi baris dari suatu matriks yang baru misalnya matriks B, maka
matriks B disebut transpos dari matriks A, ditulis:
KESAMAAN
DUA MATRIKS
Dalam
matriks dikenal adanya kesamaan dua matriks yang didefinisikan sebagai berikut.
Dua matriks dikatakan sama jika ordo yang dimiliki keduanya sama, dan elemen-elemen yang bersesuaian (seletak) sama.
Dua matriks dikatakan sama jika ordo yang dimiliki keduanya sama, dan elemen-elemen yang bersesuaian (seletak) sama.
Inverst
matriks
Determinan
adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan real dengan
suatu matriks bujursangkar.
Sebagai
contoh, kita ambil matriks A2×2
A = untuk mencari determinan matrik A
maka,
detA
= ad – bc
Determinan dengan Ekspansi Kofaktor
Determinan dengan Minor dan kofaktor
A = – 2
+ 3
= 1(-3) – 2(-8) + 3(-7) = -8
Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Kolom Pertama
Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi
baris seperti di atas. Tetapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu
faktor pengali.Pada ekspansi baris, kita mengalikan minor dengan komponen baris
pertama.Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan minor
dengan kompone kolom pertama.
Misalkan ada sebuah matriks A3×3
A = – 4
+ 3
= 1(-3) – 4(-8) + 3(-7) = 8
Adjoin Matriks 3 x 3
Bila ada sebuah matriks A3×3
A =
Kofaktor dari matriks A adalah
C11 = -12 C12 = 6 C13
= -16
C21 = 4 C22 = 2 C23
= 16
C31 = 12 C32 = -10 C33
= 16
maka matriks yang terbentuk dari kofaktor tersebut adalah
untuk
mencari adjoint sebuah matriks, kita cukup mengganti kolom menjadi baris dan
baris menjadi kolom
adj(A)
=
Determinan Matriks Segitiga Atas
Jika
A adalah matriks segitiga nxn (segitiga atas,
segitiga bawah atau segitiga diagonal) maka det(A) adalah
hasil kali diagonal matriks tersebut
Contoh
= (2)(-3)(6)(9)(4) =
-1296
Metode Cramer
jikaAx
= b adalah sebuah sistem linear n yang tidak di ketahui dan
det(A)≠ 0 maka persamaan tersebut mempunyai penyelesaian yang unik
dimana A j adalah
matrik yang didapat dengan mengganti kolom j dengan matrik b
Contoh
soal:
Gunakan
metode cramer untuk menyelesaikan persoalan di bawah ini
x1
+ 2x3 = 6
-3x1
+ 4x2 + 6x3 = 30
-x1
– 2x2 + 3x3 = 8
Jawab:
bentuk
matrik A dan b
A =
kemudian
ganti kolom j dengan matrik b
A1
= A2 = A3 =
dengan
metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan dari matrik-matrik di
atas
maka,
Tes Determinan untuk Invertibilitas
Pembuktian:
Jika R di reduksi secara baris dari Ä.
Sebagai langkah awal, kita akan menunjukkan bahwa det(A)
dan det(R) keduanya adalah nol atau tidak nol:
E1,E2,…,Er
menjadi matrix element yang berhubungan dengan operasi baris yang menghasilkan Rdari
A. Maka,
R=Er…E2E1Adan,
det(R)=det(Er)…det(E2)det(E1)det(EA)Jika
A dapat di-invers, maka sesuai dengan teorema equivalent
statements , maka R = I, jadi det(R) = 1 ≠ 0
dan det(A) ≠ 0. Sebaliknya, jika det(A) ≠ 0, maka det(R)
≠ 0, jadi R tidak memiliki baris yang nol. Sesuai dengan teorema R
= I, maka A adalah dapat di-invers. Tapi jika matrix bujur
sangkar dengan 2 baris/kolom yang proposional adalah tidak dapat diinvers.
Contoh
Soal :
A=
dengan
metode Sarrus, kita dapat menghitung determinan dari matrix A
det(A)
= 64
1+3x2=
λx1 4x1+2x2=λx2
dapat
ditulis dalam bentuk
= λ
yang kemudian dapat diubah
A =dan
x =
yang kemudian dapat ditulis ulang menjadi
λ
λ
sehingga didapat bentuk
λI - A =
namun untuk menemukan besar dari λ perlu dilakukan operasi
det (λ I - A) = 0 ;λ adalah eigenvalue dari A
dan dari contoh diperoleh
det (λ I - A) =
= 0
atau λ^2 – 3λ – 10 = 0
dan dari hasil faktorisasi di dapat λ1 = -2 dan λ2
= 5
dengan memasukkan nilai λ pada persamaan (λ I – A) x
= 0, maka eigenvector bisa didapat bila λ = -2 maka diperoleh
dengan mengasumsikan x2 = t maka didapat x1
= t
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah membaca. komentar Anda sangat bermanfaat untuk penigkatan kualitas blog ini